PENGARUH POLA HIDUP DAN KELAINAN PADA STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN SISTEM KOORDINASI YANG MENYEBABKAN GANGGUAN SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA

     


  Sistem saraf adalah salah satu kordinasi tubuh. Sistem saraf memiliki fungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke seluruh tubuh serta memberikan tanggapan terhadap rangsang tersebut. Dalam jaringan saraf tersusun atas sel-sel atau neuron. Tiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson. Cabang-cabang tersebut yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf

     Semua sistem organ tubuh dapat bekerja secara harmonis disebabkan oleh adanya sistem koordinasi. Sistem ini memiliki tugas untuk menerima rangsang, kemudian meneruskannya ke alat koordinasi, sehingga menentukan tanggapan.

Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, alat – alat indra dan sistem hormon atau endokrin. Kerja sistem koordinasi dibutuhkan oleh makhluk hidup setiap saat. Pada beberapa hewan, sistem koordinasi sangat bermanfaat untuk mempertahankan hidup.

     pola hidup adalah kebiasaan atau cara hidup yang terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang di dalam suatu hidup seseorang. Pola hidup dapat digolongkan dalam dua hal yaitu: 1. Pola Hidup Sederhana Menurut Fx. Parsono (2001:23), pola hidup sederhana yaitu pola hidup yang tidak boros, tidak berfoya-foya, dan tidak bergaya hidup mewah. Manusia menyadari bahwa dalam hidupnya menginginkan hidup yang sejahtera lahir dan batin. Kebutuhan manusia tidak terhitung banyaknya dan terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh setiap orang, terutama penghasilan yang bisa dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat banyak, maka setiap individu haruslah membiasakan hidup hemat. Hidup hemat merupakan suatu cara mendistribusikan pendapatan konsumen secara terencana dan terarah. Selain itu dalam menggunakan penghasilannya harus menggunakan berbagai pertimbangan, antara lain: a. Menyesuaikan kebutuhan dengan penghasilan b. Mengurutkan kebutuhan menurut tingkat intensitas kepentingan c. Memperhatikan antara kualitas barang yang dibeli dengan harga d. Tidak memaksakan diri membeli barang di luar kemampuan e. Tidak boros dalam menggunakan uang 2. Pola Hidup Konsumtif/berlebihan Penggunaan materi secara berlabihan merupakan pemborosan, misalnya membeli sesuatu yang kurang bermanfaat, materi digunakan untuk berfoya-foya. Menurut Lubis (1987:12), yang dimaksud dengan pola hidup konsumtif yaitu suatu perilaku yang membeli tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya kemajuan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional. Berbagai jenis pemborosan yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, pemilikan bangunan rumah mewah dengan luas halaman diluar batas kewajaran, hidup berfoyafoya dengan mendemontrasikan kekayaan dan kemewahannya. Perbuatan tersebut mencerminkan perbuatan moral dan asosial disamping merugikan kepentingan umum, juga merupakan perbuatan yang dapat menyinggung perasaan dan menyakiti masyarakat Indonesia yang hidupnya masih sangat prihatin. Selain itu pemborosan yang dilakukan oleh sebagian keluarga yaitu memaksakan diri membeli sesuatu dengan dengan tidak mengukur kekuatan atau kemampuan keuangannya dan sering terjadi devisit anggaran keluarga. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan pola hidup keluarga yaitu suatu cara hidup atau kebiasaan yang terjadi secara terus-menerus dalam memenuhi kebutuhan dan mengatur keuangan keluarga. Cara hidup keluarga bisa bergaya pola hidup sederhana dan mewah. Pola hidup sederhana yaitu pola hiduop yang hemat, cermat dalam membelamjakan, sedangkan pola hidup mewah yaitu pola hidup yang tidak hemat, boros dalam membelanjakan uang.

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Saraf

a)      Migrain                                                                                     

·         Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya merasakan sakit di sebagian kepalanya.Bagian sebelah kiri maupun kanan.Penyakit sistem saraf ini cenderung dianggap sepele.Namun bila dibiarkan, penyakit sistem saraf ini dapat merusak sel-sel saraf pada otak menjadi rusak. Gejalanya dapat berkembang dalam empat tahap, Tahap prodromal. Tahapan ini bisa dimulai satu atau dua hari sebelum serangan sakit kepala. Aura. Tahap ini bisa terjadi sebelum atau selama migrain. Serangan sakit kepala. Tahap ini dapat berlangsung selama kurang lebih 4-72 jam. Beberapa gejala yang dapat timbul adalah sakit kepala pada satu sisi atau terkadang pada kedua sisi kepala, kepala terasa berdenyut, pandangan kabur, pening atau pusing, mual dan muntah, serta sensitif terhadap cahaya, suara, penciuman, dan sentuhan. Resolusi. Tahap akhir migrain ini terjadi setelah serangan migrain. Umumnya, resolusi terjadi sekitar 24 jam pasca serangan.Selanjutnya kita bakal mengetahui penyebab terjadinya migrain, Perubahan hormon pada wanita, Pola makan dan minum, Pemicu dari lingkungan sekitar, Faktor emosi, Faktor fisik dan kebiasaan, Efek samping konsumsi obat. Nah selanjutnya kita bakal mengetahui cara mengobatinya,secara mandiri Beristirahat atau tidur di kamar yang sepi dan gelap,Memijat kepala atau pelipis,Kompres dingin di atas dagu atau di belakang leher,Melakukan relaksasi otot. Secara obat obatan itu paracetamol dan aspirin.

c)      Vertigo

Vertigo juga mengakibatkan penderitanya menjadi pusing kepala, kehilangan keseimbangan, tetapi justru kepala terasa sangat ringan, melayang dan sering mengalami gangguan jika berada di ruangan. Selain kepala terasa berputar, vertigo juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
  • Berkeringat
  • Hilangnya pendengaran
  • Tinnitus

Pada dasarnya, vertigo perlu mendapatkan penanganan dengan segera. Jika tidak, kondisi yang ada dapat memburuk dan membahayakan penderitanya. Dianjurkan untuk segera membawa penderita ke dokter jika terdapat tanda atau gejala berupa:

  • Anggota tubuh terasa lemah
  • Penglihatan berbayang
  • Kesulitan berbicara
  • Pergerakan mata yang tidak normal
  • Penurunan kesadaran
  • Respon melambat
  • Kesulitan berjalan
  • Demam

Vertigo dapat disebabkan oleh beragam kondisi, di antaranya:

  • Diabetes
  • Migrain
  • Stroke
  • Penyakit Parkinson
  • Tumor otak

Vertigo lebih berisiko terjadi pada seseorang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Cara mengobatinya, Pasien dapat mengatasi vertigo dengan duduk diam saat gejala kambuh. Beberapa jenis obat juga bisa digunakan untuk meredakan gejala, namun harus dengan resep dokter. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien dapat berbeda-beda, tergantung penyebab yang mendasarinya.

g)      Polio

Polio merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-sel saraf motorik otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menular dan jika sudah menyerang tidak dapat diobati. Penularannya dapat melalui makanan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksin antipolio yang diberikan pada bayi melalui imunisasi oral (diminumkan).

Sistem koordinasi adalah sistem organ yang terdiri dari organ-organ yang saling bekerja sama dalam mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. Sistem koordinasi terdiri dari beberepa komponen yaitu sistem hormon, sistem saraf dan alat indera. Sistem hormon berperan dalam mengatur homeostasis  dan metabolisme tubuh. Adapun sistem saraf dan indera bekerja sama dalam menerima rangsangan dari lingkungan sehingga tubuh dapat melakukan respon ataupun gerakan tubuh.  

Sistem hormon pada manusia merupakan sistem lain selain sistem saraf yang terdapat sistem kelenjar di dalamnya, yang ada dalam anggota tubuh, kemudian keberadaannya bisa menentukan keseimbangan maupun regulasi. Definisi dari hormon sendiri adalah suatu zat kimia yang tentunya dihasilkan oleh bagian anggota tubuh, dan jika pada kondisi dengan konsentrasi yang rendah akan berdampak timbulnya suatu efek fisiologis terhadap organ yang dituju (organ sasaran). Hormon sendiri diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam tubuh, kemudian akan disalurkan pada aliran darah.

Selain keberadaan dari kelenjar endokrin, terdapat pula kelenjar lain yakni kelenjar eksokrin yang mempunyai peran dalam membantu menyekresikan suatu zat kimia. Perbedaan yang sangat mendasar terletak di lokasi kerja pada cairan kimia yang nantinya diperoleh dari hasil produksi yang telah dilakukan. Kelenjar eksokrin sendiri akan disekresikan menuju bagian terluar dari tubuh dalam bentuk keringat atau pun enzim dalam mulut.

Kemudian untuk hormon yang diperoleh dari kelenjar endokrin akan disebarkan dan disalurkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hormon hanya bisa bekerja dengan cukup efektif apabila dalam keadaan dengan jumlah yang sesuai. Jika terjadi kelebihan atau pun kekurangan, maka akan muncul suatu kelainan-kelainan yang ada pada tubuh. Hormon dan saraf akan bekerja sama secara bersama-sama dalam upaya mengatur regulasi tubuh.

Kelenjar Yang Mempengaruhi Sistem Hormon :

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai pituitari yang letaknya berada pada bagian bawah otak besar dengan bentuk tonjolan. Kelenjar tersebut terdiri dari bagian depan dan juga bagian belakang.

Bagian-bagian ini akan memperoleh suatu hormon yang digunakan dalam membantu mengatur pertumbuhan, mengatur fungsi dari kelenjar gondok, mengatur kelenjar anak ginjal, dan yang terakhir mengatur kelenjar kelamin.

Proses kerja pada kelenjar hipofisis sangat berkaitan erat dengan bagian hipotalamus. Kelenjar hipofisis nantinya akan mengatur aktivitas-aktivitas dari organ-organ tubuh bagian dalam seperti contohnya organ pencernaan dan juga organ kelamin.

Kelenjar hipofisis akan memproduksi Hyroid stimulating hormone (TSH) yang nantinya akan membantu merangsang bagian kelenjar gondok. Kelenjar hipofisis juga memproduksi luteinizing hormone (LH) yang akan bisa membantu dalam proses pengeluaran sel telur dan juga hormon androgen yang terdapat pada pria. TSH dan LH akan disimpan dan juga sekaligus dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pada bagian depan. Kemudian hipotalamus akan memproduksi suatu hormon pelepasan dan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid seringkali disebut sebagai kelenjar gondok yang letaknya di bagian bawah jakun. Kelenjar tersebut akan memproduksi hormon tiroksin yang mempunyai peran dalam upaya mengatur tingkat kecepatan pada proses metabolisme.

Laju dari pemakaian sari makanan dan juga pemakaian oksigen oleh sel merupakan suatu contoh yang sangat dipengaruhi hormon tiroksin. Hormon tiroksin juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan tubuh maupun mental.

Hormon tiroksin hendaknya dalam kondisi dengan jumlah yang sesuai. Jika kelebihan hormon tiroksin (hipertiroidisme) yang akan ditandai dengan naiknya tingkat metabolisme, denyut jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya, sangat mudah gugup, dan juga sering emosional.

Sedangkan apabila kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme), maka akan mengakibatkan terhentinya proses pertumbuhan. Hal semacam ini sangat buruk jika terjadi pada masa kecil karena akan berakibat atal yakni terjadinya kekerdilan. Penyakit tersebut dinamakan sebagai kretinisme.

Berbeda lagi jika kekurangan tiroksin ketika sudah dewasa, maka akan mengakibatkan penurunan pada metabolisme dan juga aktivitas dari peredaran darah di seluruh tubuh. Pada kelenjar tiroid bisa mengalami proses pembesaran dengan ukuran 15 kali lipat dari ukuran normalnya yang sering dikenal dengan penyakit gondok. Penyakit yang disebabkan karena terjadi kekurangan asupan yodium dalam tubuh.

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid seringkali disebut dengan kelenjar anak gondok yang mempunyai jumlah dua buah pasang dan juga menempel pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memproduksi hormon parathormon.

Fungsi dari hormon ini ialah untuk mengatur kadar dari kalsium yang terkandung dalam darah dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses pelepasan kalsium itu sendiri dari bagian tulang. Selain itu, hormon parathormon bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses penyerapan ulang pada kalsium yang terkandung dalam ginjal.

Oleh sebab itu, jika seseorang mempunyai hormon parathormon yang berlebihan dalam tubuhnya, maka tulangnya akan mudah rapuh, lemah dan juga berwujud tidak normal karena disebabkan oleh kondisi kalsium yang rendah. Dengan kondisi semacam ini akan mengakibatkan sebagian dari kalsium bisa terbawa oleh air seni, kemudian akan terjadi pengendapan sehingga lama-kelamaan membentuk batu ginjal. Dan jika sebaliknya rendahnya kandungan kalsium yang berada dalam darah, maka bisa mengakibatkan kejang-kejang.

4. Kelenjar Timus

Awal mula dicetuskannya kata timus yakni mengambil dari bahasa Yunani yang dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, keinginan atau pun juga kehidupan. Kelenjar timus mempunyai peran yang sangat penting untuk bertanggung jawab pada proses pertumbuhan terhadap manusia. Kelenjar timus seringkali mempunyai dua buah lobus yang letaknya pada bagian atas dari tulang dada.

Pada setiap bagian lobus terdiri dari dua bagian yakni bagian korteks dan bagian medula. Bagian korteks terbentuk dari sel-sel limfosit dan juga sel-sel epitel. Sedangkan medula terbentuk dari sel-sel epitel. Kelenjar timus akan menghasilkan hormon yang memiliki peran dalam proses pematangan pada sel limfosit T.

Apabila terjadi kekurangan kelenjar timus, maka kemungkinan besar akan mengalami kretinisme atau sering dikenal dengan kekerdilan. Sedangkan jika terjadi kelebihan kelenjar timus, maka bisa jadi akan mengalami gigantisme atau sering dikenal dengan raksasa. 

 

 

5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal seringkali disebut sebagai kelenjar anak ginjal yang letaknya berada pada bagian ujung katup di setiap ginjal. Dampaknya, kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar suprarenalis dan biasanya mempunyai bentuk gepeng serupa dengan piramida.

Susunan dari kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar (korteks) yang mempunyai warna kuning yang memproduksi hormon kortison, dan juga bagian dalam (medula) yang mempunyai warna coklat yang dapat memproduksi hormon adrenalin.

Hormon adrenalin bisa berpengaruh pada denyut jantung, tekanan darah, meningkatnya kadar gula dalam darah, dan juga bisa mempercepat proses pernafasan. Proses percepatan yang terjadi pada pernafasan tersebut akan dilakukan melalui cara yakni memperlebarnya jalan dari udara.

Apabila bagian tubuh kita mengalami kekurangan terhadap hormon adrenalin yang ada, maka seseorang akan menderita penyakit yang dinamakan addison yang bisa ditandai dengan kondisi bercak-bercak merah yang timbul pada kulit.

6. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas akan memproduksi getah pankreas yang mempunyai kandungan enzim di dalamnya. Kelenjar pankreas juga memproduksi hormon insulin dan glukagon.

Apabila makanan sudah masuk pada bagian tubuh kita, maka akan diolah dan juga dicerna hingga menjadi gula yang berwujud glukosa. Kemudian glukosa akan masuk ke bagian aliran darah sehingga kadar glukosa yang terkandung di dalam dara akan meningkat.

Jika jumlah glukosa yang terkandung dalam tubuh terlalu tinggi, maka pankreas akan menghasilkan hormon insulin. Hormon tersebut akan membantu mempercepat dalam membantu proses pengubahan glukosa sampai menjadi gula, otot atau pun glikogen.

Dampak dari proses pengubahan tersebut, maka kadar gula yang terkandung di dalam darah akan mengalami penurunan.

7. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang seringkali disebut kelenjar gonad akan diproduksi saat sesorang menginjak usia remaja. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar ini dinamakan sebagai hormon gonadotropik.

Tentunya kelenjar yang dimiliki oleh kelamin pria tidak akan sama dengan kelenjar yang dimiliki oleh kelamin wanita. Jika pada pria dinamakan testis yang akan memproduksi hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam mengatur suatu proses perkembangan sel kelamin.

Hormon tersebut juga akan mengatur suatu proses perkembangan seks yang bersifat sekunder yang bisa dilihat dari perubahan suara yang ditimbulkan, pertumbuhan pada kumis, rambut pada bagian ketiak, dan juga rambut pada bagian kaki.

Sedangkan kelamin yang ada pada wanita dinamakan sebagai ovarium yang nantinya akan memproduksi hormon estrogen yang memiliki fungsi dalam mengatur proses perkembangan pada bagian sel-sel kelamin pada wanita. Hormon ini juga memiliki fungsi lain dalam mengatur suatu proses perkembangan pada organ seks yang bersifat sekunder.

Hal ini bisa dilihat pada proses pertumbuhan yang terjadi pada payudara, terjadinya pembesaran pada bagian pinggul, dan perubahan yang ada pada suara. Selain itu, ternyata ovarium juga memproduksi hormon progesteron yang memiliki fungsi dalam mengatur proses pertumbuhan pada bagian plasenta dan juga merangsang proses pembentukan air susu pada wanita.

8. Kelenjar Pencernaan

Proses pencernaan terdiri dari semua proses dimana makanan yang masuk ke dalam tubuh akan disederhanakan sehingga zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan akan terserap secara sempurna oleh anggota tubuh. Pada sistem pencernaan makanan yang ada pada manusia terdiri dari saluran pencernaan dan juga kelenjar pencernaan.

Saluran percernaan sendiri diawali dari bagian rongga mulut, hulu kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di bagian anus. Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar hati dan juga kelenjar pankreas.

 


Comments