PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara bergantung pada hal hal
yang berada di dalamnya ,guna memajukkan perekenomian maka negara tersebut harus melakukan pembentukan dasar pola
bertndak masyarakat,tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang sudah di
anugerahi oleh tuhan yang maha esa gratis. Harus ada pengerak yang bermutu
termasuk hal menunjang selain teknologi
yang semakin berkembang baik. Sumber daya manusia sendiri adalah seluruh
kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu
beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia
berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya. Potensi
manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas (M.M.
Papayungan, 1995: 110). Potensi manusia yang nantinya ditunjukkan dalam aspek
yang salah satunya adalah kualitas, hanya dapat dicapai dengan adanya
pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut diperlukan karena sumber daya
manusia merupakan factor yang paling mempengaruhi kehidupan. Kemampuan manusia
untuk mempengaruhi alamnya menunjukkan bahwa posisi SDM sangat sentral adanya.
Oleh karena itu, sumber daya manusia yang ada hendaklah dikembangkan sedemikian
rupa guna mencapai kesejahteraan. Pengembangan SDM ini amat diperlukan karena
memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas SDM dan juga
memiliki tujuan-tujuan terntentu yang pastinya harus dicapai demi kemajuan
pembangunan suatu bangsa.
Pelatihan dan pengembangan SDM yang tepat, dapat
memberikan efek yang baik kepada karyawan.
Karyawan dapat mengembangkan diri dan mampu memahami seluk-beluk pelaksanaan
pekerjaan lebih mendalam, dapat memahami perkembangan perusahaan, memahami sasaran yang akan dicapai perusahaan,
mengerti akan perlunya kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan, dapat dengan
mudah memahami Informasi yang disampaikan perusahaan, dapat memahami setiap
kesulitan-kesulitan yang dihadapi perusahaan, mampu melakukan hubungan-hubungan
dengan lingkungan, mampu memahami kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku
dalam perusahaan, mampu memahami sistem dan prosedur yang digunakan dalam
pelaksanaan tugas perusahaan, ma
mampu memahami dan menerapkan perilaku yang mendukung dan
dituntut perusahaan.
Dalam makalah ini penulis akan memabahas mengenai Metode dalam ”Pengembangan Generasi Terencana dalam Rangka Meningkatkan Mutu Sumber Daya Alam”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka didapatkan beberapa rumusan masalah anatara
lain sebagai berikut:
- Apakah tujuan dari adanya
Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Seberapa pentingkah
Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Metode seperti apakah yang
bisa dipakai didalam Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu
organisasi atau perusahaan?
- Bagaimanakah Evaluasi
terhadap metode-metode Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu
organisasi atau perusahaan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan makalah ini antara lain
sebagai berikut:
- Untuk mengetahui tujuan dari Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui metode-metode didalam Pengembangan Sumber
Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui evaluasi terhadap metode-metode Pengembangan
Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan
sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengembangkan kualitas atau
kemampuan sumber daya manusia melalui proses perencanaan pendidikan, pelatihan
dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk mencapai suatu hasil optimal.
Pengembangan
sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan
belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut (Armstrong,
1997:504)
Pengembangan
sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang
sistematis dan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya
dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada
saat ini maupun masa yang akan datang (Harrish and Desimone, 1992:2)
Pengembangan
sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang
dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja
organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan
(Mondy and Noe, 1990:270)
Dari beberapa pengertian di
atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan Sumber Daya Manusia adalah segala
aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar
memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dibutuhkan dalam menangani
pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya
pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek
karier dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain, pengembangan sumber daya
manusia berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karier yang didukung oleh
fleksibilitas organisasi dalam memcapai tujuan organisasi.
2.2
Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Secara umum tujuan pengembangan SDM adalah untuk memastikan
bahwa organisasi mempunyai orang orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan
organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan (Armstrong, 1997:507).
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang
dalam organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaan mereka secara efektif.
Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan SDM ini,
kinerja individual dan kelompok adalah subyek untuk peningkatan yang
berkelanjuktan dan bahwa orang-orang dalam organisasi dikembangkan dalam cara
yang sesuia untuk memaksimalkan potensi serta promosi mereka.
Adapun
tujuan dari adanya pengembangan Sumber Daya Manusia ini dapat diuraikan sebagai
berikut
1) Meningkatkan
Produktivitas Kerja
Dengan pengembangan,
produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi
semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill
karyawan yang semakin baik.
2) Mencapai
Efisiensi
Pengembangan SDM bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya
mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya
saing perusahaan semakin besar.
3) Meminimalisir
Kerusakan
Pengembangan SDM bertujuan
untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan
semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya
4) Mengurangi
Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk
mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang
dikeluarkan perusahaan berkurang.
5) Meningkatkan
Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk
meningkatkan pelaayanan yang lebih baik dari SDM kepada nasabah perusahaan,
karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting
bagi rekana-rekanan perusahaan bersangkutan.
6) Memelihara
Moral Pegawai
Dengan pengembangan moral SDM
akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya
sehinggamereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan baik.
7) Meningkatkan
Peluang Karier
Dengan pengembangan, kesempatan
untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian,
keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya
didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
8) Meningkatkan
Kemampuan Konseptual
Dengan pengembangan, SDM
semakin cakap dan cepat dalam memgambil keputusan yang lebih baik, karena
technical skill, human skill, dan managerial skill nya lebih baik
9) Meningkatkan
Kepemimpinan
Dengan pengembangan,
kepemimpinan seorang manager akan lebih baik, human relationsnya lebih luwes,
motivasinya lebih terararh sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal
semakin harmonis.
10) Peningkatan
Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa
(gaji, upah insentif, dan benefits) SDM akan meningkat karena prestasi kerja
mereka semakin besar.
11) Peningkatan
Pelayana Kepada Konsumen
Pengembangan SDM akan
memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan
memperioleh barang atau jasa yang lebih bermutu. (Malayu Hasibuan,2000:70-72)
2.3 Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan
sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar
pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan
suatu program pengembangan sumber daya manusia. Progam pengembangan sumber daya
manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode
ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan perusahaan saat ini
maupun masa depan. Pengembangan haruslah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya prestasi
kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan
sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan jabatan
atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber daya manusia yang
ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar bekerja efektif,
efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan
semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier
bagi sumber daya manusia melalui latihan dan pendidikan.
Pimpinan
dalam suatu perusahaan semakin menyadari bahwa sumber daya manusia yang baru
saja memasuki dunia kerja pada umumnya hanya memiliki kecakapan teoritis saja
dari bangku kuliah ataupun dari jenjang pendidikan yang baru saja mereka
tempuh. Jadi, pengembangan perlu dilakukan, karena untuk melatih dan
meningkatkan kemampuannya secara nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pengembangan sumber daya manusia ini sangatlah penting dan membutuhkan dana
yang besar dalam pengusahaannya, akan tetapi dngan biaya yang besar tersebut
hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Karena denga hal
ini, maka sumber daya manusia yang ada akan terampil dan cakap, sehingga ketika
mereka menyelesaikan pekerjaannya (melakukan) maka mereka akan bekerja lebih
efektif, efisien, mengurangi pemborosan bahan baku dan peralatan maupun
perlengkapan lainnya akan lebih awet dalam pemeliharaannya. Hasil kerjanya pun
akan lebih baik yang akan berimbas pula pada meningkatnya daya saing
perusahaan. Dengan daya saing yang besar ini, maka akan dapat dipastikan bahwa
perusahaan tersebut nantinya akan memiliki peluang yang lebih baik agar mampu
memperoleh laba yang maksimal maupun tujuan yang telah ditetapkan pada awal
akan tercapai secara keseluruhan. Imbasnya bagi sumber daya manusia yang ada
maka akan memdapatkan penghargaan berupa gaji yang maksimal, sehingga dapat
digunakan untuk sarana memperbaiki diri dan juga penyemangat dalam bekerja.
Pengembangan
sumber daya manusia sendiri juga dapat dibedakan menjadi dua, yakni
pengembangan sumber daya manusia secara makro dan secara mikro. Pengembangan
sumber daya secara makro penting sekali dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya secara makro ini bertumpu
pada pengertian bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan
terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam
yang ada, atau setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat
secara tepat guna. Karena SDM yang telah dikembangkan sedmikian rupa, akan
memiliki skill yang cukup untuk memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan.
Yang
kedua adalah pengembangan sumber daya manusia secara mikro. Pengembangan sumber
daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada pengoptimalan hasil kerja
yang maksimal dalam suatu perusahaan.
Baik
secara makro maupun mikro, pengembangan sumber daya manusia jelaslah menuju
pada sasaran yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan
bermuara pada pembangunan bangsa. Dalam pembangunan suatu bangsa memerlukan
aspek pokok yang disebut dengan sumber daya (resources) baik SDA atau Natural
resources maupun SDM atau human resources. Kedua sumber daya ini sangat penting
dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Namun untuk mendukung suatu
pembangunan, SDM adalah yang terpenting , karena jika sebuah negara memiliki
suatu SDM yang terampil dan berkualitas maka ia akan mampu mengelola SDA yang
jumlahnya terbatas.
Untuk
Negara-negara berkembang, dimana terdapat “Labour Surplus Economy” artinya
modal pembangunan tak dapat dituangkan hanya pada tersedianya atau kemungkinan
tersedianya dana investasi. Pembanguan tersebut akan terlalu mahal dan juga
akan mengalami hambatan apabila sesuatu waktu sumber investasi menjadi
terbatas, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat. Selain itu
jumlah SDM yang besar hendaknya dijadikan sebagai keunggulan karena jumlah
penduduk yang besar apabila dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja yang
efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan
bagi usaha – usaha disegala bidang.
2.4
Metode dan Prosedur Pengembangan Sumber Daya Manusia
Untuk
mengembangkan kemampuan karyawan dalam perusahaan, Departemen SDM dalam
perusahaan dapat menerapkan beberapa metode yang dirasa efektif guna mencapai
tujuan yang diharapkan perusahaan. Metode pelatihan yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat
dikembangkan oleh suatu organisasi.
Berikut jenis metode yang dapat
dipilih untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam suatu perusahaan:
1. Metode
Pelatihan
Pelatihan (training)
adalah salah satu jenis proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif
singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Jenis Metode Pelatihan yang
dapat dipilih untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain sebagai
berikut:
1). On The Job Training
On the Job Training (OT) atau disebut juga dengan
pelatihan dengan instruksi pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dimana para
pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang riil, di
bawah bimbingan dan supervisi dari pegawai yang telah berpengalaman atau
seorang supervisor. Salah satu pendekatan On the Job Training yang
sistematis adalah Job Instruction Training (JIT). Melalui
sistem ini, instruktur pertama kali memberikan pelatihan kepada supervisor, dan
selanjutnya supervisor memberikan pelatihan kepada pekerja. Pegawai
mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja
lain yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya.
Adapun bentuk pelatihan on the job training antara lain, sebagai berikut:
a) Coaching/Pendampingan
Karyawan dibimbing, diarahkan
oleh atasan / supervisor / karyawan lain yang lebih berpengalaman. Hungan
mereka serupa dengan hubungan karyawan- tutor. Cara ini dapat berjalan efektif
apabila periode selama bimbingan dan umpan balik diperpanjang.
b) Rotasi
Pekerjaan
Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi
karyawan agar mendapatkan variasi kerja, para pengajar memindahkan para peserta
pelatihan dari tempat kerja yang satu ke tempat kerja yang lainnya. Setiap
perpindahan umumnya didahului dengan pelatihan pemberian instruksi kerja.
Disamping memberikan variasi kerja bagi karyawan, pelatihan silang (crossing
training) turut membantu organisasi ketika ada karyawan yang
cuti, tidak hadir, perampingan atau terjadi pengunduran diri. Partisipasi para
peserta dan tingkat transfer pekerjaan yang tinggi menjadi sarana belajar untuk
menghadapi rotasi kerja.
c) Magang/Apprenticeship
Training
Merupakan pembelajaran bagi
karyawan baru kepada karyawan lama yg lebih berpengalaman.
d) Pelatihan
Instruksi Jabatan (Job Instruction Training)
Diberikan untuk pekerjaan yang
terdiri dari urutan langkah-langkah yang logis. Semua langkah perlu ditata
dalam urutan yang tepat. Petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada
pekerjaan yang sedang dilakukan. Contoh sederhana: mengoperasikan mesin pintal
benang.
e) Planned
Progression
Yaitu pemindahan karyawan dalam
salura-saluran yang telah ditentukan melalui tingkatan-tingkatan organisasi
yang berbeda-beda.
2). Off The Job Training
Teknik
pelatihan yang dilakukan di luar waktu kerja, dan berlangsung di lokasi jauh
dari tempat kerja, agar perhatian peserta lebih terfokus. Peserta pelatihan
menerima presentasi tentang aspek tertentu, kemudian mereka diminta memberikan
tanggapan sebagaimana dalam kondisi yang sebenarnya. Dalam tehnik ini juga
digunakan metode simulasi.
Adapun keuntungan Off The Job Training :
o
Trainer/Instruktur harus lebih trampil dalam
mengajar, karena tidak ada tuntutan pekerjaan yang lain.
o
Trainer/karyawan terhindar dari kekacauan dan
tekanan situasi kerja, sehingga mampu konsentrasi lebih baik/ lebih terfokus
perhatiannya.
o
Tidak mengganggu proses produksi yang sedang
berjalan di perusahaan.
o
Waktu dan perhatian lebih memadai
Adapun bentuk dari metode Off the Job Training sebagai berikut:
a) Ceramah
Kelas dan Presentasi Video
Ceramah dan teknik lain
dalam Off the Job Training tampaknya mengandalkan komunikasi
daripada memberi model. Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan
sisi ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik,
transfer dan repetisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat meningkat
dengan adanya diskusi selama ceramah. Televisi, film, slide dan film pendek
sama dengan ceramah. Material organisasi yang bermakna menjadi kekuatannya,
bersamaan dengan minat audiens.
3). Metode Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi
menjadi dua macam. Pertama simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat
mekanik (mesin) yang mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu situasi kerja.
Simulasi mengemudi yang digunakan dalam kursus mengemudi adalah suatu contoh.
Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan dan pengembangan, metode ini
sering berupa games atau permainan. Para pemain membuat suatu keputusan, dan
komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai dengan kondisi yang telah
diprogramkan dalam komputer. Teknik ini umumnya digunakan untuk melatih para
manajer, yang mungkin tidak boleh menggunakan metode trial and error untuk
mempelajari pembuatan keputusan.
Adapun bentuk
pelatihan Simulasi antara lain sebagai berikut:
a) Studi Kasus (Case Study)
Metode kasus adalah metode
pelatihan yang menggunakan deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang
dihadapi oleh organisasi atau organisasi lain. Manajemen diminta
mempelajari kasus untuk mengidentifikasi menganalisis masalah, mengajukan
solusi, memilih solusi terbaik dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan
instruktur adalah sebagai katalis dan fasilitator. Seorang instruktur yang baik
adalah instruktur yang dapat melibatkan setiap orang untuk mengambil bagian
dalam pengambilan keputusan.
Dengan mempelajari suatu kasus,
para peserta pelatihan mempelajari suatu keadaan yang bersifat riil atau
hipotesis dan tindakan lain yang diambil dalam keadaan seperti itu. Disamping
mempelajari dari kasus tersebut, peserta dapat mengembangkan keahlian-keahlian
dalam mengambil keputusan.
b) Role Playing
Role Playing adalah metode pelatihan
yang merupakan perpaduan antara metode kasus dan program pengembangan sikap.
Masing-masing peserta dihadapkan pada suatu situasi dan diminta untuk memainkan
peranan, dan bereaksi terhadap taktik yang dijalankan oleh peserta yang lain.
Kesuksesan metode ini tergantung dari kemampuan peserta untuk memainkan
peranannya sebaik mungkin.
c) Management Games
Management games menekankan pada
pengembangan kemampuan problem -solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah
timbulnya integrasi atas berbagai interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen
melalui keputusan yang diambil, umpan balik dari keputusan, dan
persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat dengan data-data yang tidak
cukup.
d) Permainan
Peran dan Model Perilaku
Permainan peran adalah alat
yang mendorong peserta untuk membayangkan identitas lain. Misalnya, pekerja
pria dapat membayangkan peran supervisor wanita dan sebaliknya. Kemudian
keduanya ditempatkan dalam situasi kerja tertentu dan diminta memberikan respon
sebagaimana harapan mereka terhadap lainnya. Idealnya meraka harus dapat
melihat diri mereka sebagaimana orang lain melihat mereka. Tehnik ini juga
digunakan untuk mengubah sikap, misalnya untuk meningkatkan pemahaman rasial,
juga membantu mengembangkan keterampilan interpersonal.
4). Metode
Balai Pelatihan (Vestibule Training)
Merupakan
alternatif untuk mengatasi kekurangan pada metode pelatihan di tempat kerja (on
the job). Jenis pekerjaan yang dilatih adalah mirip dengan pelatihan di tempat
kerja. Cocok digunakan bila jumlah peserta pelatihan melebihi kemampuan
supervisior lini.
5). Metode Praktik
Laboratorium
Pelatihan di laboratorium
dirancang untuk meningkatkan keterampilan interpersonal. Juga dapat digunakan
untuk membangun perilaku yang diinginkan untuk tanggung jawab pekerjaan di masa
depan. Peserta mencoba untuk meningkatkan keterampilan hubungan manusia dengan
lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Pengalaman berbagi perasaan dan
memahami perasaan, perilaku, persepsi dan reaksi merupakan hasilnya. Biasanya
profesional terlatih menjadi fasilitator.
6).Belajar Mandiri dan Proses
Belajar Terprogram
Materi instruksional yang
direncanakan secara tepat dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan para
karyawan. Materi-materi ini sangat membantu apabila para karyawan itu tersebar
secara geografis (berjauhan jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan
interaksi singkat saja. Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai
kaset rekaman atau video. Beberapa prinsip belajar tercakup dalam tipe
pelatihan ini.
2. Metode
Pendidikan
Pendidikan (education)
sumber daya manusia merupakan proses pengembangan jangka panjang yang mencakup
pengajaran dan praktek sistematik yang menekankan pada konsep-konsep teoritis
dan abstrak.
2.5
Evaluasi Terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia
Evaluasi
pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil program
pelatihan sehingga akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang
sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses
untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi
pelatihan lebih difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai
hasil pelatihan serta dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari program pelatihan,
mengingat telah banyak menghabiskan waktu, energi, serta biaya untuk
pelaksanaannya. Agar pelatihan tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak
lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi suatu program pelatihan diperlukan
untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
staf terjadi dan seberapa besar penerapannya dalam memberikan arti atau
pengaruh pada dirinya, kelompok dan organisasinya.
2.5.1 Tujuan Dari
Evaluasi Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Adapun tujuan dari program evaluasi pelatihan Pengembangan Sumber
Daya Manusia antara lain, sebagai berikut:
- Menemukan dan menganalisa
informasi mengenai pencapaian tujuan dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
- Mengetahui pengaruh
program pelatihan terhadap kinerja hasil implementasinya.
- Mengetahui dengan cepat
kemungkinan utnuk perbaikan dan sinkronisasi program pelatihan sesuai
dengan perkembangan situasi dalam organisasi.
- Mengetahui reaksi peserta
terhadap sebagian atau keseluruhan program pelatihan
- Mengetahui hasil
pembelajaran peserta
- Mengantisipasi tindakan
tertentu ketika diperlukan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan
- Mengetahui hasil
pelaksanaan pelatihan dan pengaruhnya terhadap kinerja serta
masalah-masalahnya.
- Mengetahui opini pemimpin
dan bawahan peserta mengenai hasil pelatihan
- Mengetahui hubungan hasil
pelatihan serta dampaknya bagi organisasi di tempat peserta bekerja.
2.5.2 Evaluasi
Program – Program Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Evaluasi
setelah pelatihan pada tingkat perilaku dalam pekerjaan sangat penting, karena
belum tentu pengetahuan dan pengalaman pembelajaran yang diperoleh dapat
diterapkan dalam pekerjaan, tetapi perilaku yang baik dalam pekerjaan merupakan
gabungan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pelatihan mestilah di evaluasi
dengan sistematis mendokumentasikan hasil-hasil pelatihan dari segi bagaimana
sesungguhnya peserta pelatihan berperilaku kembali pada pekerjaan mereka dan
relevansinya perilaku peserta pada tujuan-tujuan perusahaan. Dalam menilai
manfaat atau kegunaan program pelatihan, perusahaan mencoba menjawab empat
pertanyaan (Simamora, 1997):
- Apakah terjadi perubahan?
- Apakah perubahan disebabkan oleh pelatihan?
- Apakah perubahan secara positif berkaitan dengan pencapaian
tujuan-tujuan organisasional
- Apakah perubahan yang serupa terjadi pada partisipan yang
baru dalam program pelatihan yang sama?
Evaluasi membutuhkan adanya
penilaian terhadap dampak program pelatihan pada perilaku sikap dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Adapun pengukuran efektifitas penilaian meliputi
penilaian (Simamora, 1997):
- Reaksi-reaksi yaitu bagaimana perasaan partisipan terhadap
program.
- Belajar yaitu pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap yang
diperoleh sebagai hasil dari pelatihan.
- Perilaku yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada pekerjaan
sebagai akibat dari pelatihan.
- Hasil-hasil yaitu dampak pelatihan pada keseluruhan
efektifitas organisasi atau pencapaian pada tujuan – tujuan
organisasional.
Pengukuran reaksi dan belajar
yang bersangkut paut dengan hasil-hasil program pelatihan saja disebut dengan
kriteria internal. Pengukuran perilaku dan hasil-hasil yang mengindikasikan
dampak pelatihan pada lingkungan pekerjaan disebut sebagai kriteria eksternal
yaitu dukungan dari pihak manajemen memberi kesempatan peserta pelatihan mempraktikkan
apa yang telah mereka peroleh dari pelatihan.
Adanya pengukuran efektivitas
pelatihan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan
baik mengenai program maupun instruktur/pelatih dapat menjadi umpan balik untuk
pelatihan selanjutnya demikian pula dengan pembelajaran mereka apakah mereka
mempelajari prinsip - prinsip, ketrampilan, dan fakta-fakta yang seharusnya
mereka pelajari. Selanjutnya dapat untuk mengetahui apakah perilaku peserta
berubah karena program pelatihan atau bukan. Terakhir dengan melihat hasil dari
pelatihan apakah sesuai dengan tujuan pelatihan yang ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan diatas maka didapatkanlah beberapa kesimpulan antara
lain, sebagai berikut:
1) Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap yang
dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang.
2) Adapun
tujuan dari adanya pengembangan Sumber Daya Manusia ini antara lain seperti
meningkatkan produktivitas kerja, mencapai efisiensi, meminimalisir kerusakan, mengurangi
kecelakaan, meningkatkan pelayanan, memelihara moral pegawai, meningkatkan peluang karier, meningkatkan kemampuan konseptual, meningkatkan kepemimpinan, peningkatan balas jasa, serta peningkatan pelayana kepada
konsumen
3) Pengembangan
sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan jabatan
atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber daya manusia yang
ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar bekerja efektif,
efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan
semakin besar.
4)Untuk
mengembangkan kemampuan karyawan dalam perusahaan, Departemen SDM dalam
perusahaan dapat menerapkan beberapa metode yang dirasa efektif guna mencapai
tujuan yang diharapkan perusahaan. Metode pelatihan yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat
dikembangkan oleh suatu organisasi.
5) Evaluasi
pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan
pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta
dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
) Adapun
tujuan dilakukannya evaluasi terhadap pelatihan adalah untuk mengetahui apakah
suatu program pelatihan dapat berpengaruh baik terhadap perusahaan dan sumber
daya manusia itu sendiri.
7) Adanya
pengukuran efektivitas pelatihan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program maupun instruktur/pelatih dapat
menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya demikian pula dengan
pembelajaran mereka apakah mereka mempelajari prinsip - prinsip, ketrampilan,
dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari.
3.2
Saran
Saran saya selaku penulis makalah ini sebaiknya pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) dalam suatu perusahaan tetap dilakukan karena melihat peranannya
yang dirasa sangat penting untuk kelangsungan perusahaan dan menambah
kompetensi karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi tentunya dengan
berbagai jenis metode yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pengumpulan tugas juga sebaiknya tidak dalam bentuk fisik
melainkan dalam bentuk file berbasis komputer sehingga mengurangi beban
mahasiswa didalam pengeluaran.
Comments
Post a Comment