PENGARUH POLA HIDUP DAN KELAINAN PADA STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN SISTEM EKSRESI MANUSIA DAN TEKNOLOGI TERKAIT SISTEM EKSRESI


Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak digunakan lagi oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat maupun pernafasan yang bersifat racun. Organ ekskresi berfungsi memindahkan zat sisa metabolisme yang tidak berguna keluar tubuh dan menjaga keseimbangan sel dengan lingkungannya.

Sistem eksresi akan terganggu apabila kita memiliki pola hidup yang buruk. Segala penyakit pada sistem eksresi yang disebabkan oleh virus atau bakteri tentu awalnya juga berasal dari pola hidup yang kotor sehingga mikroorganisme tersebut bisa masuk ke dalam tubuh.

Berikut beberapa gangguan pada sistem eksresi yang telah dikategorikan berdasarkan fungsi organnya:

1.      Hati

·         Sirosis Hati

Sirosis hati ditandai dengan timbulnya sel-sel parut dan kerusakan pada sel-sel normal hati. Sirosis pada awalnya tidak menimbulkan gejala. Tetapi ketika kerusakan hati makin parah, penderita akan mengalami lemas, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. 

Sirosis terjadi akibat kerusakan hati jangka panjang, yang dapat dipicu oleh infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C juga pola hidup yang buruk, yakni gemar minum minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan jangka panjang, dan berat badan berlebih.

·         Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati yang umumnya disebabkan oleh virus, kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.

Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:

·         Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.

·         Feses berwarna pucat.

·         Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice)

·         Nyeri perut.

·         Berat badan turun.

·         Urine menjadi gelap seperti teh.

·         Kehilangan nafsu makan.

·         Perlemakan Hati (Hepatic Steatosis)

Perlemakan hati disebabkan penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati, sehingga membebani lebih dari separuh jaringan hati.

 

Umumnya perlemakan hati tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian penderita bisa merasa tidak nyaman pada  perut atau kelelahan. Organ hati juga terlihat membesar, meski hal ini hanya bisa terlihat saat dokter melakukan pemeriksaan fisik.

 

 

2.      Ginjal dan Saluran Urine

 

·         Diabetes Melitus

 

Diabetes melitus disebabkan oleh konsumsi glukosa yang berlebihan sehingga kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal karena kekurangan hormon insulin.

 

Gejala klasik dari DM meliputi 3P , yaitu poliuri (banyak buang air kecil terutama malam hari), polidipsi (mudah haus), poliphagi (mudah lapar). Gejala tidak spesifik lain yang juga dapat muncul pada penderita DM antara lain penurunan berat badan secara cepat, mudah lelah, kesemutan pada kaki dan tangan, gatal – gatal, penglihatan menjadi kabur, impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, atau penyakit kulit akibat jamur terutama pada daerah lipatan kulit.

 

·         Diabetes Insipidus

 

Diabetes insipidus terjadi akibat penderita tidak mampu memproduksi hormon ADH (Antidiuretik Hormon), yaitu hormon yang mengendalikan produksi urine. Penderita akan selalu merasa haus dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari.

 

·         Nefrolitiasis (Batu Ginjal)

Batu ginjal terbentuk saat urine lebih banyak mengandung zat pembentuk kristal dibanding cairan dalam urine. Penyakit ini

ditandai dengan adanya batu pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti kurang minum air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ pencernaan. Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari.

Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah berukuran besar. Gejala itu meliputi:

·         Sering buang air kecil.

·         Sakit saat buang air kecil.

·         Jumlah urine yang keluar sedikit.

3.      Paru-paru

 

·         Bronkitis

 

Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan atau bronkus. Gejala bronkitis adalah batuk, yang dapat disertai sesak napas dan sakit tenggorokan. Pada kasus yang parah, batuk dapat menyebabkan nyeri dada bahkan penurunan kesadaran.

 

Bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih rentan menyerang perokok dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

 

·         Kanker Paru-paru

Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru. Kanker ini lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan juga dapat dialami oleh orang yang bukan perokok, terutama pada orang yang sering terpapar zat kimia di lingkungan kerjanya atau terpapar asap rokok dari orang lain.

Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Sejumlah gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah batuk kronis, batuk darah, berat badan turun drastis, nyeri dada dan tulang, serta sesak napas.

 

 

·         Asma

 

Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.

 

Penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

 

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.

 

 

4.      Kulit

 

·         Kurap (Ringworm)

 

Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang menimbulkan ruam melingkar berwarna merah. Kurap dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti di kepala, wajah, atau selangkangan.

Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita atau hewan yang terinfeksi. Selain itu, kontak secara tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi jamur juga dapat menularkan kurap. Karena bentuknya seperti cincin atau cacing yang melingkar, kurap juga dikenal dengan sebutan ringworm.

Kurap disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit. Jamur ini dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita atau kontak tidak langsung dengan benda atau tanah yang terkontaminasi.

Udara panas dan lembap, berbagi pemakaian barang pribadi, dan memakai pakaian yang ketat bisa membuat seseorang lebih rentan terkena kurap.

 

·         Kanker Kulit

Kanker kulit adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan kulit. Kondisi ini ditandai dengan perubahan pada kulit, seperti munculnya benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan ukuran yang tidak normal.

Kanker kulit diduga kuat disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet dari matahari. Sinar UV ini dapat menyebabkan rusaknya sel pada kulit, hingga menimbulkan kanker kulit.

Kanker kulit disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik pada sel kulit. Penyebab perubahan itu sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.

Sinar ultraviolet dari matahari dapat merusak kulit dan memicu pertumbuhan yang tidak normal pada sel kulit. Kondisi ini berpotensi berkembang menjadi kanker.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kulit, yaitu:

Faktor internal

·         Riwayat kanker kulit

·         Kulit putih

·         Tahi lalat

·         Sistem kekebalan tubuh rendah

·         Solar keratosis

Faktor eksternal

·         Paparan sinar matahari

·         Paparan radiasi

·         Paparan bahan kimia

Ada beberapa teknologi yang berhubungan dengan sistem ekskresi. Teknologi itu antara lain:

a.       Test Pack Hepatitis

 

b.      Radioterapi

 

c.       Hemodialisis

 

d.      Dialisis Peritoneal

 

e.       Pencangkokan ginjal baru.

 

Scanning Laser Hair Removal System

Comments